Menurut The World Atlas of Mangroves (2010), luas hutan
mangrove dunia mencapai 15 juta ha. Indonesia memiliki sekitar 3,15 juta ha,
atau 21 persen luas hutan mangrove dunia tadi. Indonesia diikuti Brazil yang
cuma memiliki 9 persen, serta Nigeria, Meksiko dan Australia yang masing-masing
hanya sekitar 750.000 ha atau 5 persen saja.
Persebaran Mangrove di Indonesia |
Tumbuh di pesisir pantai, mengelilingi
pulau-pulau, hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik. Hutan mangrove hanya
satu persen saja dari luas keseluruhan hutan dunia. Namun, makna dan manfaatnya
luar biasa bagi kelangsungan hidup umat manusia, dan khususnya bagi manusia
negeri bahari seperti Indonesia. Kelangkaan hutan mangrove di satu sisi, dan
perannya yang penting di sisi lain, membuat ekosistem ini terlalu berharga
untuk dibiarkan punah.
Menurut Davis, Claridge dan Natarina (1995), hutan mangrove memiliki fungsi dan
manfaat sebagai berikut :
1. Habitat satwa langka
Hutan
bakau sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung
hidup disini, dan daratan lumpur yang luas berbatasan dengan hutan bakau
merupakan tempat mendaratnya ribuan burug pantai ringan migran, termasuk jenis
burung langka Blekok Asia (Limnodrumus semipalmatus)
2. Pelindung terhadap bencana alam
Vegetasi
hutan bakau dapat melindungi bangunan, tanaman pertanian atau vegetasi alami
dari kerusakan akibat badai atau angin yang bermuatan garam melalui proses
filtrasi.
3. Pengendapan lumpur
Sifat
fisik tanaman pada hutan bakau membantu proses pengendapan lumpur. Pengendapan
lumpur berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur hara air, karena
bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur. Dengan hutan
bakau, kualitas air laut terjaga dari endapan lumpur erosi.
4. Penambah unsur hara
Sifat
fisik hutan bakau cenderung memperlambat aliran air dan terjadi pengendapan.
Seiring dengan proses pengendapan ini terjadi unsur hara yang berasal dari
berbagai sumber, termasuk pencucian dari areal pertanian.
5. Penambat racun
Banyak
racun yang memasuki ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaan
lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul partikel tanah air. Beberapa
spesies tertentu dalam hutan bakau bahkan membantu proses penambatan racun
secara aktif.
6. Sumber alam dalam kawasan (In-Situ)
dan luar Kawasan (Ex-Situ)
Hasil
alam in-situ mencakup semua fauna dan hasil pertambangan atau mineral yang
dapat dimanfaatkan secara langsung di dalam kawasan. Sedangkan sumber alam
ex-situ meliputi produk-produk alamiah di hutan mangrove dan
terangkut/berpindah ke tempat lain yang kemudian digunakan oleh masyarakat di
daerah tersebut, menjadi sumber makanan bagi organisme lain atau menyediakan
fungsi lain seperti menambah luas pantai karena pemindahan pasir dan lumpur.
7. Transportasi
Pada
beberapa hutan mangrove, transportasi melalui air merupakan cara yang paling
efisien dan paling sesuai dengan lingkungan.
8. Sumber plasma nutfah
Plasma
nutfah dari kehidupan liar sangat besar manfaatnya baik bagi perbaikan
jenis-jenis satwa komersial maupun untukmemelihara populasi kehidupan liar itu
sendiri.
9. Rekreasi dan pariwisata
Hutan
bakau memiliki nilai estetika, baik dari faktor alamnya maupun dari kehidupan
yang ada di dalamnya. Hutan mangrove yang telah dikembangkan menjadi obyek
wisata alam antara lain di Sinjai (Sulawesi Selatan), Muara Angke (DKI),
Suwung, Denpasar (Bali), Blanakan dan Cikeong (Jawa Barat), dan Cilacap (Jawa
Tengah). Hutan mangrove memberikan obyek wisata yang berbeda dengan obyek
wisata alam lainnya. Karakteristik hutannya yang berada di peralihan antara
darat dan laut memiliki keunikan dalam beberapa hal. Para wisatawan juga
memperoleh pelajaran tentang lingkungan langsung dari alam. Pantai Padang,
Sumatera Barat yang memiliki areal mangrove seluas 43,80 ha dalam kawasan
hutan, memiliki peluang untuk dijadikan areal wisata mangrove.
Kegiatan
wisata ini di samping memberikan pendapatan langsung bagi pengelola melalui
penjualan tiket masuk dan parkir, juga mampu menumbuhkan perekonomian
masyarakat di sekitarnya dengan menyediakan lapangan kerja dan kesempatan
berusaha, seperti membuka warung makan, menyewakan perahu, dan menjadi pemandu
wisata.
10. Sarana pendidikan dan penelitian
Upaya
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan laboratorium lapang
yang baik untuk kegiatan penelitian dan pendidikan.
11. Memelihara proses-proses dan sistem
alami
Hutan
bakau sangat tinggi peranannya dalam mendukung berlangsungnya proses-proses
ekologi, geomorfologi, atau geologi di dalamnya.
12. Penyerapan karbon
Proses
fotosentesis mengubah karbon anorganik (C02) menjadi karbon organik dalam
bentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem, bahan ini membusuk dan
melepaskan karbon kembali ke atmosfer sebagai (C02). Akan tetapi hutan bakau
justru mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu,
hutan bakau lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber
karbon.
13. Memelihara iklim mikro
Evapotranspirasi
hutan bakau mampu menjaga ketembaban dan curah hujan kawasan tersebut, sehingga
keseimbangan iklim mikro terjaga.
14. Mencegah berkembangnya tanah sulfat
masam
Keberadaan
hutan bakau dapat mencegah teroksidasinya lapisan pirit dan menghalangi
berkembangnya kondisi alam.
Sumber:
Mengkaji Ilmu Geografi 2, Sugiyanto, Danang Endarto;Platinum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar