Dizaman era globalisasi yang cepat seharusnya kesejahteraan ekonomi di Indonesia bisa merata. Namun, pada kenyataannya sangatlah berbeda dengan apa yang seharusnya terjadi. Karena sampai saat ini kita masih bisa menemukan pemukiman tidak layak huni. Ya, bukan hanya satu tapi puluhan atau bahkan ribuan pemukiman tidak layak huni bisa kita temukan. Misalnya, pemukiman di bantaran kali, di pinggiran jalan rel kerata api, bahkan di kolong jembatan.
Coba kita lihat beberapa gambar dibawah ini:
|
http://ibakadabrabicarakota.blogspot.com/2011_01_01_archive.html | |
|
http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2010/10/101027_jakartasatu.shtml |
|
http://202.169.46.231/index.php?detail=News&id=7900 |
|
http://anne-corner.blogspot.com/2008/10/jakarta-yuk-belajar-dari-kampung-code.html |
|
http://news.okezone.com/read/2011/08/01/338/486937/persoalan-pengemis-tamparan-bagi-pemprov-dki-jakarta |
Dari gambar di atas sangat jelas terlihat betapa mirisnya keadaan tersebut. Di era yang seperti sekarang ini apakah selayaknya masih kita temui potret kemiskinan yang sangat tergambar jelas itu. Betapa tidak miris, dari gambar tersebut kita bisa lihat bagaimana puluhan rumah-rumah kumuh yang berdiri diantara megahnya gedung-gedung arpartemen mewah serta bagaimana mereka mempertahankan hidup ditengah kemegahan Ibukota yang sekarang ini. Dari sini kita bisa bandingkan kehidupan si kaya dan si miskin. Si miskin harus rela dan mau tidak mau bekerja apa saja demi untuk penghidupan kelurganya. Sekalipun mereka harus mengorek-ngorek tempat sampah demi mencari sisa nasi untuk mereka makan. Atau bahkan diantara mereka harus mengemis serta menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sedikit uang demi sesuap nasi. Ya, hanya sedikit uang demi sesuap nasi. Sedangkan si kaya, bisa hidup nyaman dan mewah tanpa harus bersusah payah mencari sesuap nasi. Lalu apakah itu yang dinamakan bahwa kesejahteraan ekonomi masyarakat sudah merata ?. menurut saya tidak. Karena dari potret tersebut masih terlihat jelas adanya ketidakseimbangan kondisi ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar